Tim Peneliti DPPM Kemendiktisaintek UNRI berpatisipasi dalam Kunjungan Kehormatan ke Pusat Konservasi Gajah Minas, Riau: Sorotan terhadap Pelestarian Gajah Sumatera
Minas, Riau - Lenteraperistiwa.com
Pusat Konservasi Gajah Minas, Riau menjadi saksi kedatangan sejumlah tamu kehormatan dalam sebuah kunjungan penting yang menyoroti isu pelestarian gajah Sumatera. Dalam kesempatan ini, hadir Ibu Tri Suswati, istri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian; Ibu Gubernur Riau Heni Sasmita Wahid, S.Sos.; Ibu Kapolda Riau Tina Herry Heryawan; serta Kepala UPT KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan, S.Sos., M.Si, dan Ibu Kapolres Siak, Kamis(17/07/2025)
Turut mendampingi Peneliti DPPM Kemendiktisaintek Universitas Riau yang diketuai oleh Dr. Mayarni, S.Sos., M.Si., serta dosen dari Program Studi Administrasi Publik Bapak Dr. Zulkarnain, S.Sos., M.Si dan Masrul Ikhsan, S.Sos., M.Si. Selain itu dosen dari Program Studi Ibu Andini Widiasari, S.I.Kom., M.A.B. dan Ibu Savitri Endah Lestari, S.AB., M.AB.
Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung kondisi habitat serta rutinitas perawatan gajah-gajah Sumatera yang kini semakin terancam punah akibat alih fungsi lahan, terutama untuk perkebunan kelapa sawit.
Pusat Konservasi Gajah Minas saat ini merawat 14 ekor gajah, terdiri dari 10 jantan dan 4 betina. Beberapa gajah di antaranya memiliki nama yang cukup unik dan bersejarah seperti Verawati (38 tahun), Bon Jovi (45 tahun), Togar (6,5 tahun), Dayang (24 tahun), dan Nia. Penamaan gajah kerap diambil dari nama pemimpin daerah atau lokasi asal gajah tersebut.
Salah satu pawang senior, Sutan, yang telah mengabdikan dirinya selama 18 tahun di pusat konservasi ini, menjelaskan bahwa selain merawat gajah yang ada, mereka juga menampung gajah-gajah dari wilayah konflik di Riau. Kondisi kesehatan gajah menjadi prioritas utama dengan pengecekan rutin oleh dokter hewan dari Balai Konservasi setiap tiga bulan sekali. Gajah-gajah juga dimandikan dua kali sehari dan dirawat oleh pawang khusus yang telah mendapatkan pelatihan internasional, termasuk dari negara seperti Thailand dan India.
Dr. Mayarni beserta tim yang sedang melakukan riset tentang Transformasi Kebijakan dalam Tata Kelola Kelembagaan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim Riau menekankan bahwa Transformasi Kebijakan kelembagaan Tahura harus diperkuat dan dipercepat agar dapat menjaga semua makhluk hidup dan lingkungan Tahura dan mengembalikan fungsi Tahura sebagai mana mestinya.
Sayangnya, kendala infrastruktur masih menjadi perhatian serius. Akses menuju pusat konservasi masih sulit dijangkau akibat jalan yang belum diaspal, kurangnya petunjuk arah, serta keterbatasan sinyal yang menyulitkan penggunaan peta digital.
Sebagai informasi tambahan, jumlah populasi gajah Sumatera di wilayah Riau terbagi antara tiga lokasi utama: 14 ekor di Pusat Konservasi Gajah Minas, 10 ekor di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim, dan 60 ekor lainnya di Pusat Konservasi Gajah Sebanga.
Kunjungan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik dan mendorong kebijakan konkret untuk mendukung pelestarian satwa langka ini, khususnya di Provinsi Riau yang menjadi salah satu habitat terakhir bagi gajah Sumatera.
Posting Komentar